Waktu Indonesia Itu (WII)

 

sampul buku dirancang pada awal Juli. 
Terinspirasi oleh lukisan Eugene Delacroix (1850)


Ketika Ananda baru bangun tidur di Jakarta (WIB), Kadek sarapan bubur di Denpasar (WITA), Luther sudah berkeringat karena apel pagi di lapangan depan gubernuran di Jayapura (WIT). 3 zonasi waktu menyambungkan kegiatan keseharian. Ananda, Kadek dan Luther menyambut hari dengan harapan dan ketidakpastian. 

Suatu waktu, Ananda menggalang dana lewat "kitabisa.com" untuk membantu logistik mahasiswa yang memprotes RKUHP dan UU KPK hasil revisi. Salah satu yang diprotes adalah pasal 273 draf RKUHP yang berisi "aksi unjuk rasa tanpa pemberitahuan bisa dipidana satu tahun," Penggunaan dananya aktif disampaikan lewat Twitter. Demo memuncak pada 24 September 2019 dan dibubarkan paksa oleh aparat. 3 hari kemudian (27/9), Ananda "dijemput" polisi karena dituduh mendanai aksi.

(informasi: "kitabisa" itu platform agar orang banyak bisa patungan, lho)

Bola dunia berputar ke arah timur. Indonesiapun dibagi menjadi 3 zona waktu. Jayapura duluan terbit. 2 jam kemudian baru di Jakarta. Ketika Ananda dibawa aparat pukul 4 dinihari, Kadek menggerutu karena harga beras dan minyak yang naik, dan Luther sedang apel pagi sambil mendengar pidato soal "Melindungi, melayani dan mengayomi masyarakat (3M)". Perihal 3M ini sepertinya berlaku sampai jam pulang kantor aparat saja. Karena pengintaian daring tak kenal waktu. Yang bisa berlanjut dengan penangkapan, penahanan, bahkan penyiksaan.  

Pada 29 Juli 2022, Buku #MenolakKalah diluncurkan oleh Kontras. Berisi pengetahuan tentang "ruang untuk kebebasan sipil". Istilah ini seperti dihadapkan pada raksasa, kita tidak sadar betapa besar raksasa karena hanya melihat kukunya. Informasi buku ini adalah tentang apa, siapa, dan bagaimana tentang kebebasan sipil. Mewakili orang-orang biasa seperti Dede Lutfi (hayooo, siapakah dia?) atau Kadek yang ingin harga sembako terjangkau, dan yang lainnya. 

Apakah buku ini terlalu awal? Apa yang terjadi bila seluruh Indonesia tahu di saat bersamaan tentang peristiwa penjemputan paksa pada pukul 4 dinihari? Bagaimana nasib orang-orang biasa yang hanya ingin mengekspresikan ketidaksetujuan dengan cara demo(kratif)? 

"Better three hours too soon than one minute too late," kata Pak Shakespeare. Cukup Relevan untuk Waktu Indonesia Itu. 

02 Agustus 2022

#graphicrecorder #illustration #ilustrasi #mugibagja #graphicrecorderindonesia #graphicrecorderasia #comic #visualnote #graphicrecording #graphicrecorder 

 

Komentar

Most Popular